5 Tempat Wisata di Kediri, Ada Rumah Soekarno Saat Remaja

Selain memiliki sejarah, beberapa tempat wisata di Kediri ini cocok untuk disinggahi Mommies dan keluarga. Salah satunya ada rumah Presiden RI pertama.

Kediri Raya yang terdiri dari Kabupaten Kediri dan Kota Kediri bukan sekadar kota rokok atau kota tahu. Kediri jauh lebih besar dari itu.

Diapit dua gunung besar, Gunung Kelud dan Gunung Wilis, Kediri adalah sejarah agung yang melahirkan para raja besar Jawa dan karya sastra abadi di masa jaya Kerajaan Kediri. Kediri adalah untaian sejarah panjang yang melahirkan kerajaan-kerajaan digdaya Singasari dan Majapahit, dan diakui oleh Sriwijaya dan Raja Tiongkok. 

Di Kediri lah, karya-karya sastra abadi lahir, mulai dari Kitab Arjuna Wiwaha (tentang kehebatan Arjuna), Kakawin Bharatayudha (perang Pandhawa-Kurawa), Kakawin Simaradahana (Kama-Ratih), Kitab Krisnaya (kisah Kresna dan Dewi Rukmini), Kitab Hariwangsa (asal-usul Kresna), sampai Kitab Gatutkachasraya (Gatotkaca), yang semuanya penting dalam pencatatan sejarah Jawa Timur.

Kediri kini adalah gambaran bagaimana sebuah pemerintahan besar bisa begitu berjaya di masa lalu, yang terlukis dalam berbagai candi penting di Jawa Timur, seperti Candi Panataran dan Tondowongso yang baru ditemukan pada 2007 lalu. Peninggalan-peninggalan yang memperlihatkan kebesaran Kerajaan Kediri banyak ditemukan tidak hanya di daerah Kediri, melainkan juga di Blitar, Malang, Tulungagung, Trenggalek.

Kebesaran sejarah Kediri inilah yang membuat kota ini cocok untuk menjadi tujuan wisata Mommies dan keluarga.

BACA JUGA: Rekomendasi Tempat Wisata di Puncak Paling Hits untuk Keluarga

Rekomendasi wisata di Kediri

Ini beberapa tempat bersejarah di Kediri yang bisa dikunjungi.

1. Pamuksan Sri Aji Jayabaya

Foto: Dok. Istimewa

Tempat pertama yang wajib dituju adalah Petilasan atau Pamuksan Sri Aji Jayabaya yang terletak di daerah Menang, Kabupaten Kediri, sekitar 20 menit dari pusat Kota Kediri. Ini adalah sebuah komplek yang menandai tempat moksa atau menghilangnya raja terbesar Kediri, Sri Aji Jayabaya. Moksa di sini diartikan bahwa Raja Jayabaya tidak mati meninggalkan jasad, melainkan menghilang, melepas keduniawiannya, menyerahkan diri pada Tuhan ketika ia berada di puncak kejayaan.

Komplek kecil yang ditata sedemikian rupa, terasa nyaman, bersih, dan hening ini kini lebih banyak dijadikan sebagai wisata religi yang didatangi para peziarah untuk meminta restu bagi hajatnya. Terdapat bangunan trendy yang menandai titik Jayabaya muksa, dan bangunan mahkota Jayabaya.

Pada masa kejayaannya di bawah Prabu Jayabaya, Kediri menjadi kerajaan besar melebihi Sriwijaya. Kejayaannya melampaui seluruh pulau Jawa, sampai Bali, Borneo, Nusa Tenggara, Sumba, Maluku, Banggai, bahkan Papua Barat. Perdagangan dan pelayaran yang maju pesat di atas Sungai Brantas menjadi jantung kehidupan pemerintahan yang makmur dengan hasil pertanian yang melimpah.

Karena kesaktian dan kejernihan pikirannya, Prabu Jayabaya mampu meramal masa depan yang terekam dalam Jongko Jojoyobo atau Ramalan Jayabaya yang hingga kini masih menjadi referensi masyarakat Jawa untuk meramal masa depan. Kopi ketikan ulang ramalannya dalam Bahasa Jawa bisa dibeli di toko-toko di sekitar komplek. 

Melihat pentingnya Sri Aji Jayabaya yang pernah membawa Kediri ke masa kejayaan, tempat ini patut untuk didatangi. Masuk tanpa tiket, tapi disarankan memasukkan uang sedekah di kotak sumbangan. Tagging di Google Maps: Pamuksan Jayabaya.

2. Sendang Tirto Kamandanu

Foto: Dok. Istimewa

Masih di Desa Menang, jarak 5 menit dari komplek Pamuksan Jayabaya, terdapat Sendang Tirto atau Petirtan Kamandanu. Ini adalah situs peninggalan Kerajaan Kediri di bawah kekuasaan Prabu Jayabaya. Petirtan atau sumber mata air suci Kamandanu ini adalah tempat Prabu Jayabaya mandi dan bersuci sebelum ia muksa.

Terdapat dua buah sendang (serupa kolam) di kanan dan kiri, bangunan pemandian raja-raja ini memiliki sumur dengan mata air yang konon tidak pernah kering dan dianggap suci oleh masyarakat sekitar, sehingga tempat ini juga dijadikan tempat wisata religi dengan bersemedi dan membasuh diri. Terdapat sebuah patung Ganesha raksasa di antara dua sendang, dapat dibayangkan bagaimana keluarga Kerajaan mandi di sana di masa lalu. 

Sayangnya, lantai dasar kedua kolam kini telah dilapisi keramik trendy. Meski menjadi bersih dan membuat para pengunjung lebih nyaman untuk membasuh diri, namun artefak asli permukaan dasar sendang dari abad ke-12 ini menjadi tertutupi. Walau demikian, urutan wisata sejarah Kediri tidak lengkap jika tidak datang ke sini.

Mommies dan keluarga bisa juga mencoba datang ke sini pada tahun baru Hijriah (1 Muharam) yang dalam kalender Jawa 1 Suro, sekitar minggu ke-3 April tahun Masehi, untuk melihat kirab ritual upacara adat “Suroan” yang sangat menarik yang melakukan perjalanan dari komplek Pamuksan Jayabaya ke Petirtan Kamandanu dengan berbagai pakaian adat Jawa. Cek lokasi di Google Map: Sendang Tirto Kamandanu.

BACA JUGA: Destinasi Wisata Solo yang Hits, Tiket Masuknya Ada yang Free of charge!

3. Simpang Lima Gumul

Foto: Dok. Istimewa

Kejayaan Kerajaan Kediri di masa lalu memang kurang terserap di bangunan-bangunan Kediri di masa kini. Namun mari kita hargai upaya pemerintah daerah Kediri. Dari kedua situs di atas, ke arah Selatan, kita bisa mampir ke Simpang Lima Gumul yang di tengah-tengahnya terdapat Monumen Kediri.

Dianggap sangat mirip dengan Arc de Triomphe atau Gapura Kemenangan di Paris, bangunan ini merupakan ikon Kabupaten Kediri yang baru didirikan pada 2003, yang dihiasi dengan ukiran yang mewakili karakter Kabupaten Kediri. Waktu terbaik ke sini adalah sore hari saat lampu-lampu sudah menyala yang memberi kesan mewah bangunan monumen. Jangan lupa berfoto atau membuat video memutari monumen untuk membuat dokumentasi terbaik di sini. 

Catatan: 

Di tengah perjalanan antara Sendang Tirto Kamandanu dan Simpang Lima, Mommies akan melewati komplek Arca Totok Kerot. Arca ini dipercaya sebagai penjelmaan puteri cantik dari seorang demang di Lodoyo, Blitar yang berkeras ingin diperistri oleh Sri Aji Jayabaya namun ditolak. Ia mendapat sabda Jayabaya yang menyebutnya seperti buto (raksasa) karena perilakunya yang merusak kedamaian sehingga ia pun menjelma menjadi arca raksasa.

4. Candi Tondowongso

tempat wisata di Kediri

Foto: Dok. Istimewa

Baru ditemukan di 2007 sebagai temuan terbesar sejarah Indonesia dalam 30 tahun terakhir, Candi Tondowongso merupakan salah satu candi terpenting peninggalan Kerajaan Kediri, yaitu Sebuah struktur bangunan kuno dengan arsitektur magis di Dusun Tondowongso, Desa Gayam, Kecamatan Gurah, Kediri. Sayangnya, situs Hindu yang diperkirakan seluas 18 hektar ini belum semua tergali, hanya 1 hektar yang telah diteliti.

Penampilan candi ini memang tidak prima karena candi ini mengalami sejarah yang sangat panjang yang diterpa berbagai kejadian politik dan alam. Menurut para peneliti, Candi Tondowongso “menderita” sejak  dari perpindahan kekuasaan di masa penaklukan Ken Arok yang membuat candi ini mulai terbengkalai, terpaan letusan maha dahsyat Gunung Kelud di tahun 1334 dan letusan kedua di 1586, serta efek perpindahan sungai di tengah komplek oleh pemerintah Belanda untuk mengairi sawah tebu.

Mampir ke candi eksotis ini seperti melihat sejarah panjang sebuah peradaban manusia di Jawa Timur. Sekitar 300 meter darinya, terdapat pula Candi Gurah yang ditemukan jauh lebih awal yang dianggap merupakan komplek pemukiman Hindu.

5. Situs Ndalem Pojok

tempat wisata di Kediri

Foto: Dok. Istimewa

Maju ratusan tahun, ini adalah rumah ayah angkat Soekarno, yang sebelumnya bernama Koesno, yang dianggap sebagai makna dari ucapan Presiden RI 1 tersebut, “Bapakku adalah keturunan Sultan Kerajaan Kediri”. Di rumah inilah, Koesno kecil yang sakit-sakitan berganti nama menjadi Soekarno dan diangkat anak oleh RMP Seomohatmodjo yang masih memiliki darah keturunan Mangkunegara I.

Di rumah ini, Soekarno kecil menghabiskan waktunya sampai remaja. Rumah sederhana ini menyimpan berbagai peninggalan yang menandai kehadiran Soekarno di rumah tersebut, termasuk seperangkat meja kursi tempat Soekarno berdiskusi dengan kawan-kawannya sesama aktivis tentang situasi politik bangsa di masa itu. Di space taman, kita akan menemukan sebuah beringin tua yang konon menjadi tempat Soekarno berlatih pidato dengan lantang. 

BACA JUGA: 30 Destinasi Wajib Dikunjungi di Malang, Mulai dari Tempat Wisata, Tempat Makan hingga Pusat Oleh-oleh

Sebenarnya, masih banyak situs sejarah yang patut dikunjungi di Kediri. Jika punya waktu pendek 2-3 hari, seperti cukup ini dulu, karena Mommies juga pasti ingin berwisata kuliner, yang bisa sembari dicek sepanjang jalan Dhoho, sebuah jalan yang mewakili Daha di masa lampau yang merupakan pusat pergerakan, mulai dari masa Kerajaan Kediri, Singasari, sampai Majapahit. 

Wisata alam yang tak kalah seru juga bisa menjadi pilihan seru saat jalan-jalan ke Kediri mengingat keasrian dan kesuburan tanah Kediri yang masih begitu kuat berkat dua gunung yang mengapitnya. Semua tempat di Kediri mudah dicapai, namun harus menggunakan kendaraan pribadi karena sayangnya Kediri masih sangat kekurangan transportasi publik.

Yang menyenangkan, semua tempat wisata dan makanannya sama sekali tak menguras kantong. Berkunjung ke tempat bersejarah akan lebih baik meminta panduan dan penjelasan petugas, juru kunci, atau penjaga, dengan memberikan imbalan secukupnya agar lebih memuaskan.

Kalau masih penasaran seperti apa Kediri, boleh juga menengok akun-akun wisata Kediri, seperti @kedirikekinian di Instagram yang selalu punya replace informasi wisata di Kediri dan sekitarnya.

Selamat menjelajah!

Ditulis oleh: Nina Samidi

Cowl: Dok. Istimewa